MAYAT WANITA SERBA PINK DIDUGA DIGUNDULI SEBELUM DIBUNUH

Heboh penemuan mayat wanita berpakaian serba pink temasuk jam tangan dan sandalnya, di puncak Gunung Putuk Kuncung, Dusun Krajan Kulon Desa Wates Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Minggu (13/6/2010), makin menjadi buah bibir setelah ditemukan barang bukti berupa ceceran rambut yang diduga rambut korban.

“Melihat barang bukti yang ada, ada kemungkinan korban ditelanjangi kemudian baru dibunuh. Kalau rambutnya, kemungkinan akibat rudapaksa saat diperkosa. Tetapi kalau melihat jumlahnya rambutnya yang cukup banyak bisa jadi korban digunduli dulu sebelum dibakar,” ujar seorang sumber yang keberatan disebut identitasnya saat ditemui di kamar jenazah RSUD dr Hardjono, tempat korban disemayamkan.

Saat pertama ditemukan Suyatman (54), petani yang tinggal di kaki Gunung Putut Kuncung, korban memang dalam keadaan hangus tanpa pakaian melekat di tubuhnya. Seluruh pakaiannya mulai kaos, bra, celana panjang, celana dalam, bahkan sandal dan jam tangan merek Gucci yang semuanya berwarna pink, di temukan beberapa meter dari mayat wanita yang diperkirakan berumur 20 - 23 tahun itu.
“Apakah korban sempat diperkosa, tentu saja masih harus menunggu hasil visum yang dilakukan RSUD dr Hardjono. Tetapi kalau soal pakaian dan barang-barang itu sudah bisa diduga pelaku pasti tidak bermaksud merampas barangnya. Dan kalau tidak ditelanjangi dulu, pasti semua barang yang harusnya melekat di tubuh itu ikut terbakar begitu juga rambutnya,” tambah sumber tadi.

Sementara itu, untuk mengungkap latar belakang dan modus tewasnya korban, polisi masih mengalami kesulitan. Kapolsek Slahung AKP Bambang Ruli membenarkan, kesulitan itu antara lain minimnya saksi.

Lokasi ditemukannya mayat itu jauh dari pemukiman warga. Lebih menyulitkan lagi, karena korban ditemukan dalam keadaan hangus. Hal lain yang menyulitkan, saat ditemukan korban diperkirakan sudah mati sejak sepekan lalu.

“Kita berharap dalam waktu tidak lama ada laporan polisi dari pihak tertentu yang merasa kehilangan keluarganya. Atau ada orang yang melihat kondisi korban di Kamar Jenazah RSUD dr Hardjono dan ternyata keluarganya. Dari sana akan lebih mudah merunutnya. Tapi sembari menunggu itu tentu saja polisi akan terus bergerak mengembangkan penyelidikan kasus ini,” kata Kapolsek Bambang Ruli.

0 Komentar:

Posting Komentar