Sharifah Amani Al Yahya, bintang film asal Malaysia, punya pengalaman tak terlupakan saat terlibat dalam film Muallaf karya mendiang sutradara kontroversial Malaysia, Yasmin Ahmad. Ia harus memangkas rambutnya hingga plontos demi memenuhi tuntutan perannya dalam film tersebut.
"Cukup panjang saya mempertimbangkannya, tapi setelah meminta restu ibu saya, dia bilang, 'Lakukan'," kenang Sharifah yang juga putri aktris Malaysia, Fatimah Abu Bakar, ditemui seusai pemutaran film Muallaf, di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (9/12/2009) malam.
Setelah itu, beragam reaksi bermunculan. Ada yang memuji keberaniannya, tetapi tak sedikit pula yang menghujat dan mencacinya. Untunglah, ia tak sakit hati dan tak mau ambil pusing. Hasilnya, akting Sharifah dalam film Muallaf cukup memukau. Ia tampil total dan natural.
Dara kelahiran Selangor, Malaysia 10 Juni 1986, itu merasakan hal tersebut. Respons positif diberikan penonton saat menyaksikan penampilannya dalam film tersebut. Seusai pemutaran film, Sharifah mengaku tersanjung dengan respons positif dari penonton Indonesia.
"Saya melihat film ini di berbagai festival di sejumlah negara. Tapi reaksi terbaik ya di Indonesia. Setiap adegan selalu mendapat respons. Alhamdulillah, terima kasih banyak," ujarnya.
Muallaf (The Convert) merupakan satu dari enam film karya Yasmin yang dipertontonkan dalam ajang festival film ke-11 kali ini. Film ini berkisah mengenai pengembaraan dua kakak-beradik yang melarikan diri dari sang ayah, yang pemabuk. Di tengah pengembaraan, ia justru menemukan sebuah kedamaian lewat keyakinan yang dianutnya.
Sementara film Yasmin lainnya yang diputar pada ajang festival film tahunan kali ini, yakni Talentime, Sepet (Slit Eye), Gubra (Anxiety), 15 Malaysia, dan Rabun. Film-film tersebut diputar lewat program A View From The SEA, bersama film-film karya sutradara dari kawasan Asia Tenggara lainnya.
Bagi Sharifah, Muallaf merupakan film keempatnya bersama Yasmin Ahmad, yang meninggal karena stroke di usia 51 tahun pada Juli 2009 lalu.
"Semua film yang dibuat Yasmin berpijak pada kisah nyata, meski selalu mendapat kritikan dan hujatan. Film-filmnya selalu mengangkat sisi kemanusiaan. Isu yang dibangkitkan Yasmin adalah perlu (sesuatu yang penting)," kata Sharifah.
Makanya, ketika film Muallaf mendapat respons positif di Indonesia, Sharifah tak henti-hentinya mengucapkan alhamdulillah.
"Cukup panjang saya mempertimbangkannya, tapi setelah meminta restu ibu saya, dia bilang, 'Lakukan'," kenang Sharifah yang juga putri aktris Malaysia, Fatimah Abu Bakar, ditemui seusai pemutaran film Muallaf, di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (9/12/2009) malam.
Setelah itu, beragam reaksi bermunculan. Ada yang memuji keberaniannya, tetapi tak sedikit pula yang menghujat dan mencacinya. Untunglah, ia tak sakit hati dan tak mau ambil pusing. Hasilnya, akting Sharifah dalam film Muallaf cukup memukau. Ia tampil total dan natural.
Dara kelahiran Selangor, Malaysia 10 Juni 1986, itu merasakan hal tersebut. Respons positif diberikan penonton saat menyaksikan penampilannya dalam film tersebut. Seusai pemutaran film, Sharifah mengaku tersanjung dengan respons positif dari penonton Indonesia.
"Saya melihat film ini di berbagai festival di sejumlah negara. Tapi reaksi terbaik ya di Indonesia. Setiap adegan selalu mendapat respons. Alhamdulillah, terima kasih banyak," ujarnya.
Muallaf (The Convert) merupakan satu dari enam film karya Yasmin yang dipertontonkan dalam ajang festival film ke-11 kali ini. Film ini berkisah mengenai pengembaraan dua kakak-beradik yang melarikan diri dari sang ayah, yang pemabuk. Di tengah pengembaraan, ia justru menemukan sebuah kedamaian lewat keyakinan yang dianutnya.
Sementara film Yasmin lainnya yang diputar pada ajang festival film tahunan kali ini, yakni Talentime, Sepet (Slit Eye), Gubra (Anxiety), 15 Malaysia, dan Rabun. Film-film tersebut diputar lewat program A View From The SEA, bersama film-film karya sutradara dari kawasan Asia Tenggara lainnya.
Bagi Sharifah, Muallaf merupakan film keempatnya bersama Yasmin Ahmad, yang meninggal karena stroke di usia 51 tahun pada Juli 2009 lalu.
"Semua film yang dibuat Yasmin berpijak pada kisah nyata, meski selalu mendapat kritikan dan hujatan. Film-filmnya selalu mengangkat sisi kemanusiaan. Isu yang dibangkitkan Yasmin adalah perlu (sesuatu yang penting)," kata Sharifah.
Makanya, ketika film Muallaf mendapat respons positif di Indonesia, Sharifah tak henti-hentinya mengucapkan alhamdulillah.
0 Komentar:
Posting Komentar